Selasa, 07 Januari 2014

PUISI MALAM

Hening, sunyi dan sendiri..
Itulah yang kurasakan kini..
Di malam yang sepi, kutetap berdiri menatap langit..
Menatap langit yang luasnya membentang tiada tara,
Aku tak pernah sekalipun  melihat penghujung langit pagi..
Aku juga tak pernah sekalipun melihat penghujung langit siang..
Langit sorepun begitu..
Bagaimana dengan langit malam?
Sepertinya sama saja...
Sama sekali tak pernah melihat langit tanpa hiasan...
Hiasannya pun selalu berubah-rubah..
Terkadang aku heran..
Alangkah mampunya  Tuhan menciptakan segala rupa itu..
Ku hembuskan nafasku sedalam-dalamnya..
Masih di langit malam yang sama..
Ku tatap satu bintang yang terlihat mempesona..
Aduhai mempesona~
Kemerlipnya menegaskan mata yang menatap...
ku tatap sabit yang terseyum tepat disamping bintang yang mempesona itu..
Sabit indah nan menawan, serasa ingin selalu tersenyum menatapnya..
Ku pandangi sabit yang tersenyum ke arahku..
Lambat laun...
Lelah ku menatap itu semua..
Hingga akhirnya ku pergi untuk timangi diri...
Menimangi diri sendiri dengan mengulas semua memori..
Mengatakan kepada kenangan akan mampukah aku untuk kembali bermimpi yang sama?
Tak hirau ku tak hirau..
Akupun menyesal karena pergi dari tatapan sabit malam itu..
Aku menyesal karena aku pergi dari tatapan indah gemerlap bintang bersama sabit yang tersenyum..
Percuma saja aku pergi, pergipun tak kan mengembalikan memori dalam mimpi..
Bila kau izinkan aku untuk kembali...
Akankah bintang itu akan selalu menetap dikala mana ku tatap dulu?
Akankah sabit itu kembali tersenyum dan temani cemerlangnya satu bintang yang kutunjuk itu?
Akan kah Tuhan?
Akankah?
entahlah......

Keesokan harinya..
Ku tatap langit yang sama di malam nan sunyi lagi dan lagi..
Seperti biasa, Hening dan sendiri..
Oh tidak...
Tidak tuhan..
Ternyata ku tak melihat langit yang sama, semuanya berbeda..
Letaknya tak seperti dulu saat ku menatap bintang yang cemerlang di pelukan sabit yang tersenyum..
Yang ku lihat kini hanyalah purnama yang sempurna..
Purnama yang sempurna dengan taburan bintang yang merona..
Sayang sekali, langit yang ku harapkan kini tak sama walau langit tetap indah..
Indah pun tak seperti yang ku harapkan dulu...
Langit malam..
Sungguh aku tak menghiraukanmu kini..
Walau malam ini kau indah dengan purnama sempurna yang merona..
Namun kau purnama..
Kau tetap saja purnama....
Tetap saja kau berbeda dengan sabit yang tersenyum padaku dan buatku tersenyum dulu kala malam itu..
Tetap saja yang ku nantikan adalah sabit yang pernah temani aku hingga kala fajar menyapa...
ooh sabit..
Akankah kau datang kembali temani satu bintang yang bersinar kala dulu wahai rembulan bernama sabit?
Akankah sabit?

Perlahan air mataku mengalir karena tak kunjung sabit menjawab..
Ketika itu..
Ketika beberapa saat waktu berganti..
Ku tatap kembali langit malam penuh hiasan..
ooh sabit yang selalu tersenyum kau datang..
Kau kah itu bulan sabit yang ku tatap dulu?
Sabitpun selalu tersenyum..
kala itu ku pandangi langit malam bersama sabit yang tersenyum padaku dari jauh sana..
Inilah mimpiku..
Mimpi saat tidurku dulu..
Bahwa sabit akan kembali membawa senyuman..
Walau langit akan berganti dan sabit akan pergi kembali..
Namun aku yakin.. suatu saat sabit akan kembali pada langit malamku..
Bahwa sabit akan tersenyum kala langit yang tepat tiba..
Saat itulah aku tersadar..
Walau sabit terkadang menghilang..
Walau purnama sempurna yang tak kuharapkan untuk menggantikan sabit datang..
Namun aku tetap akan menanti sabit..
Karena aku yakin...
Suatu saat sabit akan kembali di langit malam dengan membawa senyuman yang sama,
Yang sama seperti dulu kala pertama ku menatapnya..

Walau ada kalanya sabit bersembunyi dibalik awan..
Namun aku sadar...
Sabit selalu ada dilangit yang sama...
Dan akupun begitu..
Akupun selalu berada di bawah langit yang sama...
Yang dimana terdapat kehidupan sabit di jauh sana..
Oh sabitku,
Aku yakin bahwa kau akan selalu tersenyum dimanapun kau berada sabit....
Ingatlah wahai sabit..
Aku selalu setia menanti sabit yang selalu tersenyum kala pertama ku menatapmu di langit malam ku dulu..




Tidak ada komentar: