Sabtu, 22 Maret 2014

SENANDUNG SENJA (chapter 1) Ayah bilang ..

Ku lirik analog yang ada di handphone ku, tepat pukul 10:01 senja mulai menulis kalimat demi kalimat di mesin ketik yang semakin hari semakin berkembang teknologinya ini.
Sudah lama penulis yang belum terkenal dan belum ahli dalam menulis ini tidak memposting tutur kata yang ada di pikiran dan benaknya disini, di dunia ku ini. Merasa berdosa dan banyak sekali salah yang telah senja lalui. Ah, betapa bodohnya aku ini!

- AYAH BILANG-

Ayah .. sesosok tulang punggung yang tak pernah lelah mengemban amanah untuk menghidupi kami. Aku si senja yang malang, kaka ku, adik ku, dan Bundaku yang bukan melahirkan aku. Tentu saja aku amat menyayangi mereka semua, walau sebenarnya terkadang aku seringkali lebih cuek (kata mereka). Rasa bersalah sejak dulu memang telah aku leburkan ketika hati kecil penuh noda ini renungkan betapa banyak kesalahan yang telah dilakukan. Akupun mencoba membuka mata hatiku yang dulu kelabu dan mulai meraba kehidupan yang nyata dengan hadir di keluarga yang kini telah lengkap, ada ayah,ibu,adik dan kaka kesayangan ku. Berbeda dengan dahulu kala saat aku tak meraba dunia dan gelap mata, kini hidupku dipenuhi kasih dan cinta, akupun mulai belajar menjadi sesosok yang penyayang.. karena sejujurnya, aku tak pernah membenci seseorang..yang aku benci hanyalah kesepian.
Ayah .. sesosok yang kerap biasa ku panggil dady. Papa dulunya, sebelum bintang kecilku terlahir kedunia ini seringkali aku memanggil ayahku dengan sebutan PAPPA. "papaa.. pappaa.. aku mau ini.. aku mau itu.. aku mauuuu blaa blaa dan blaaaa" Ah, merepotkan sekali aku ini!. Setelah bintang kecilku terlahir di dunia dengan umur yang terpaut 10 tahun denganku.. kami bersepakat untuk mengganti julukan yang biasa kami sebut Pappa-Mamma menjadi Dady-Bunda. haha memang lucu, untuk mengubah kenangan yang sebelumnya.. tanpa diresmikan terlebih dahulu, kita telah bersepakat secara tidak resmi untuk memanggil ayah ku dady dan ibuku bunda..
Aku juga punya Abi dan Umi.. Umi adalah sosok bidadari yang telah melahirkan aku 16 tahun yang lalu. Tapi umi telah kembali bersama bidadari-bidadari cantik lainnya dan hidup di kehidupan yang nyata saat aku berusia 10 tahun. Jadi, 6 tahun yang lalu umi pergi meninggalkan kami kedua anaknya... aku dan kakak ku. Setelah umi pergi .. aku dan kaka ku pun hidup di dunia yang penuh peraturan. Dimana kami dituntut untuk mengemban ilmu agama dan ilmu alam sebagai bekal dunia dan akhirat. eh, tidak! kakaku memang telah mengemban ilmu disana sebelum umi pergi.. dan aku saat itu masih duduk di sekolah dasar yang sebelumnya juga telah di perbincangkan dengan umi bahwa aku akan menuntut ilmu ke jenjang berikutnya di tempat yang sama dengan kakaku. Sebenarnya sebelum aku berdiskusi dengan umi, aku diberi pilihan untuk melanjutkan studi ku dengan memilih diantara mereka Umi atau dady.. pilih yang mana ? aahh! saat itu akupun bingung memilih yang mana.. dan pada akhirnya pilihan ku pun bulat untuk melanjutkan studi ku di penjaranya surga.. lebih tepatnya sih pondok pesantren hehe. Akhirnya akupun tidak memilih antara "umi atau dady". Karena tekad dan keinginanku kuat untuk melanjutkan studi ku disana. Ketika aku duduk di kelas satu smp tepatnya kelas 1 mts di sebuah pesantren modern berbasis tarbiyyah di daerah kuningan jawabarat yang sudah terkenal di manca negara bahkan lebih dari itu.. Abi ku seringkali menengok aku dan kakakku saat aku masih menjadi seorang santri. Abi memang sesosok ayah yang tidak pernah menutup mata dan hatinya walaupun umi sudah tidak bersamanya lagi dan walau kami bukan darah daging abi. "Umi memang sudah tidak ada, tapi umi tetap ada di hati abi dan kalian anak-anak abi" sahutnya, sahut abiku. Walau bagaimanapun juga, Abi dan ayahku adalah sesosok ayah yang selalu mencintai putra-putrinya walau memang pola didik keduanya berbeda dengan didikan abi yang selalu lembut dan tak pernah marah. dan dengan didikan ayah yang amat sangat protectif terhadap ku, selalu mengkhawatirkan aku dan lebih tegas dari abi.. walau begitu akupun tau, ayah mempunyai alasan mengapa dia begitu dan seperti itu.. dia ingin sekali menjadikan aku sosok yang "luar biasa" bukan sosok yang biasa-biasa saja.. sekeras dan setegas apapun ayah, ayah tetap memiliki hati yang mudah luluh dan penuh kasih sayang.

                                                             *****


to be continued yaa ... tadi senja ketiduran dan belum matiin kompi niih, mata senja mulai memerah. pipi senja juga memerah karena lelah. besok harus tetap semangat untuk mulai mengemban amanah.
saatnya tidur sudah malam, besok senja lanjutkan lagi oke ;)
miss you all readers{}