Selasa, 28 Agustus 2012

Menghitung Harga Nafas Kita

>> untuk Anugerah Kehidupan*
Pernahkah kita menanyakan harga Oksigen di Apotik ?
Jika belum tahu, +/- Rp 25rb/ltr,
Pernahkah kita menanyakan harga Nitrogen di apotik ?
Jika belum tahu, +/- Rp 9.950/ltr.
>> Taukah kita Bahwa
-Dalam sehari manusia menghirup 2.880 liter Oksigen & 11.376 liter Nitrogen-
2.880 x Rp.25.000,- = Rp. 72.000.000,-
11.376 x Rp. 9.950,- = Rp.113.191.200,-
---------------------------------------
Total biaya sehari - = Rp.185.191.200,-
biaya bernafas 1 bln = 30 x 185.191.200,- = Rp.5.555.736.000,-
1 thn 365 hari maka biaya utk bernafas selama 1 th
365 x 185.191.200 = Rp.67.594.788.000,-
Jika harus dihargai dgn Rupiah 
maka Oksigen & Nitrogen yg kita hirup,
akan mencapai Rp.185Juta lebih/hr/manusia.

Saudaraku! 
Jika kita hitung kebutuhan kita sehari Rp.185 Juta,
Maka sebulan Rp.5,5M/org, setahun Rp.67,5 Milyar /org !!!
sudah berapa lamakah kita hidup di bumi Allah ini?
dan.... berapa rupiah biaya yang harus kita keluarkan untuk hidup selama itu jika udara yang kita hirup harus dibayar?
Sungguh manusia pada hakekatnya 
sangat LEMAH & TIDAK LAYAK BERLAKU SOMBONG di muka BUMI ini !
Orang yg paling KAYApun tdk akan sanggup melunasi biaya Nafas hidupnya,
kalo TUHAN mau pake Rumus dagang sama manusia! 
Masihkah kita belum mau BERSYUKUR ? ? !
Baru nafas saja kita sudah semestinya menghabiskan Rp.185.191.200,-/hari
dan itu GRATIS dari Tuhan..
Sungguh, Allah maha pemurah atas segala karunia-Nya. Tak terkecuali nikmat Allah dari udara yang digunakan manusia sebagai bahan bernafas setiap saatnya.
Udara yang melimpah ruah di alam adalah bukti kasih sayang Allah yang luar biasa. Sekumpulan gas tersebut diberikan Allah kepada manusia dengan cuma-cuma. Tak sepeser pun dipungut dari manusia atas nikmat yang amat penting tersebut. Oleh karenanya, sudah sepantasnyalah manusia bersyukur kepada Sang Pencipta.
seandainya Allah itu pedagang.......
apa yang dapat kita lakukan untuk membayar biaya bernafas kita?
pernahkah kita bersedekah sebanyak Allah bersedekah kepada kita?
sesungguhnya manusia itu tamak dan kikir
Dia-lah Rabb yang mengurus kita di siang dan di malam hari sebagaimana firman Allah,
قُلْ مَنْ يَكْلَؤُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ مِنَ الرَّحْمَ?نِ ? بَلْ هُمْ عَنْ ذِكْرِ رَبِّهِمْ مُعْرِضُونَ
“katakanlah: ‘Siapakah yang dapat memelihara kamu di waktu malam dan siang hari selain Allah) Yang Maha Pemurah?’…”(QS Al Anbiyaa’ 21: 42).
وَإِن تَعُدُّواْ نِعْمَةَ اللّهِ لاَ تُحْصُوهَا إِنَّ اللّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.An-Nahl 16:18)
وَآتَاكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِن تَعُدُّواْ نِعْمَتَ اللّهِ لاَ تُحْصُوهَا إِنَّ الإِنسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ
Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah kamu dapat menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). (QS. Ibrahim 14:34)
فَبِأَيِّ آلَاء رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 
Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Beruntungnya Seorang Wanita

Bismillahir-Rahmanir-Rahim.... Maha suci Allah yang telah menciptakan wanita sebagai pasangan laki-laki dalam bentuk yang paling sempurna. Menempatkan keduanya dalam hamaparan pelangi cinta dan taman kasih sayang-Nya. Dengan kenikmatan-kenikmatan yang tiada terhitung.
Wanita…… Anggun, cantik dan mempesona, itulah kata yang tepat dilekatkan pada dirinya. Bermula dari tulang rusuk Adam, tulang rusuk itu yang ujungnya melengkung (bengkok) dan apabila diluruskan (dengan tidak hati2) maka akan patah, penuh kelembutan tidak mengenal pemaksaan, jika dipaksa maka ia akan berbalik dan menimbulkan penyesalan. Bak pohon bambu pada bagian ujungnya, lemah gemulainya senantiasa mencium ke permukaan bumi, ketika dipaksa maka ia akan memberikan tekanan keras menjulang ke awan. Seperti itulah wanita, jika wanita telah murka, maka bisa menyebabkan kehancuran. Sejarah telah mencatat, berapa banyak keruntuhan keturunan Adam karena kemurkaan wanita.

Wanita….. Makhluk yang istimewa, kelembutannya bagaikan sutera dari surga, memberikan ketenangan bagi siapa yang mendekapnya dengan iman, kesabarannya melebihi dalamnya lautan, fisiknya indah bagai penghuni kahyangan, kedermawanannya lebih terang dari rembulan, akhlaknya lebih harum dari pada kesturi, kerendahan hatinya lebih tinggi dari mentari, kasih sayangnya lebih menyegarkan dari pada embun dipagi hari, keteladannya membawa ketenangan, sungguh ciptaan yang sempurna.
Wanita…… Makhluk yang istimewa, Sedemikian istimewanya, bidadari-bidadari surgapun iri pada wanita, tentunya wanita-wanita yang mampu menjaga kesucian dan kehormatannya, wanita-wanita yang mengabdikan diri pada "din (agama)" Allah,wanita-wanita yang mengabdi tapi tidak menjadi abdi dimata suaminya, ialah wanita-wanita yang solehah.
Wanita….. Tahukah kau, tidak hanya engkau di anugerahi keistimewaan fisik dan tabiat. Surgapun senantiasa membukakan pintunya untuk kau masuki dari pintu mana saja yang engkau sukai yaitu jika engkau tergolong wanita yang senantiasa melaksanakan shalat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat kepada suaminya dan menjaga kehormatannya.
Ketika engkau Wanita, bersusah payah mengandung dan melahirkan anak,tetapi tahukah engkau bahwa setiap saat kau didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini, dan tahukah jika ajalmu tiba karena melahirkan adalah syahid dan surga menantimu. Betapa beruntungnya wanita, dianugerahi lahan peribadatan yang laki-laki tidak mendapatkannya.
Wanita…. Sadarkah kau keistimewaan mu akan membawamu ke jurang penyesalan di akhirat kelak jika engkau tidak menjaga tapi menyia-nyiakannya. Namun sebaliknya jika engkau menjaga dan merawat keistimewaanmu maka surga balasannya. Ingatlah wahai para wanita, sesungguhnya kemuliaan-mu dapat diraih manakala engkau memiliki kemampuan untuk menjaga martabat dengan iman, menghijab dirin dari kemaksiatan, menghiasi semua aktifitas dengan ibadah, menerima dan mensyukuri semua karunia yang telah Allah berikan. Janganlah engkau mau tergoda oleh kilau kehidupan dunia yang hanya sementara.
Wanita….. Tidakkah kau ingin seperti Khadijah (ra) yang mulia namanya sampai akhir zaman karena ketulusan pengorbanannya, tidakkah kau ingin seperti Siti Aisyah (ra)yang namanya senantiasa berkibar sepanjang masa karena keteladannya. Tidakah kau ingin berkumpul disurga bersama wanita-wanita hebat sebelum kamu. Janganlah kau sia-siakan kelapangan beribadah yang diberikan Allah untukmu.

10 Ciri Wanita Sholehah

Muslimah shalihah yang berakhlak mulia memiliki beberapa karakteristik yang indah sebagai berikut :
1. bertakwa Kepada Allah SWT dan bisa menjaga dirinya, anak-anaknya, serta harta suaminya. Dalam AlQur’an Allah Berfirman yang maksudnya,“Sebab itu, Maka wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara dir ketika suaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah Memelihara mereka.” (Q.S An Nisa’:34)
2. Ia memiliki sifat sabar. Ia bersikap tabah dalam menghadapi berbagai persoalan. Bahkan ia pandai menghibur suaminya yang sedang di rundung masalah. Bukannya malah merunyamkan suasana.
3. Senantiasa menjaga shalat 5 waktu. Sebagaimana maklum shalat 5 waktu adalah tiang agama. Muslimah yang menjaga shalatnya adalah sosok muslimah yang sendi-sendi keimanannya kokoh. Ia akan kuat menghadapi berbagai terpaan cobaan dan musibah. Muslimah seperti inilah yang bisa menjadi faktor kunci sukses suaminya.

4. Menjaga auratnya dengan baik. Ia tak mau keluar rumah kecuali seizin suaminya. Andaikata keluar, ia menutupi aurat yang menjadi kehormatannya serta suaminya. Allah SWT berfirman yang maksudnya, ”
Hai nabi. Katakanlah kepada isteri-isteri mu, anak-anak perempuammu dan isteri-isteri orang beriman “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk di kenal. Karera mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Q.S Al Ahzab, 59)
5. taat kepada suaminya, menghormatinya, mencintainya, menyayanginya. Selalu menampakkan wajah yang menyenangkannya. Selalu memberikan dukungan kepada suami baik dalam urusan pekerjaan atau ibadah. Tidak menghardik atau mengeluarkan kata-kata kotor kepadanya.
Tidak membicarakan aib-aibnya kepada wanita lain. Tak pernah ada niatan untuk menyakitinya. Ia senantiasa menlakukan perbuatan yang membuat ridha suaminya. Rasul SAW bersabda, “Tatkala seorang muslimah melaksanakan shalat 5 waktu, menunaikan puasa wajib dan mematuhi suaminya, maka ia akan memasuki surga Tuhannya.”
6. bisa mengasuh dan mendidik anak-anaknya dengan baik. Sebab mereka lebih dekat kepada anak-anak daripada suami yang lebih banyak keluar untuk bekerja. Seorang Muslimah Shalihah akan mengajarkan anak-anaknya membaca Al Qur’an, menanamkan rasa cinta kepada Nabi SAW beserta keluarganya.
Mendampingi mereka melewati masa kanak-kanak dengan lembut dan penuh cinta, menjauhkan merekan dari akhlak tercela. Dan tak kalah pentingnya, mengajarkan mereka rasa hormat kepada ayahnya.
7. Mampu menasehati suami yang sedang lalai dari ibadah dengan cara yang santun dan bijak. Ia bisa mengambil hati suaminya sebelum mengingatkannya. Cara demikian lebih bisa di terima suami ketimbang cara-cara langsung yang akan memperburuk situasi.
8. Memiliki prinsip hidup yang kuat. Ia tak mudah terpengaruh gaya hidup non islami yang sekarang ini gencar di budayakan oleh media massa. Sebagai muslimah ia harus tetap berpegang teguh pada ajaran Islam baik dari segi berpakaian, berprilaku dan lainnya. Ia pantang meniru lifestyle wanita non muslim. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa meniru gaya hidup suatu kaum, berarti ia termasuk golongan tersebut.”
9. Ia mampu menjaga penglihatannya dan kehormatannya. Ia tak mau memandang laki-laki selain suaminya. Kehormatannya di jaga mati-matian demi suaminya. Ia bersolek hanya untuk suaminya. Ini merupakan gambaran Bidadari Syurga.
Allah SWT berfirman.. Yang artinya, “Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya. Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (Q.S An Nuur:31)
10. Bersikap wara’. Ia tak mau mengkonsumsi makanan-makanan yang haram ataupun yang syubhat. Demikian pula ia menjaga suami dan anak-anaknya dari hal tersebut. Ia faham betul bahwa dari makanan yang baik dan halal akan lahir pula kepribadian-kepribadian yang baik. “Kuatnya agama adalah sikap wara’.” demikian sabda Nabi SAW.
Rasulullah SAW dalam sabdanya,
“Dunia seluruhnya adalah perhiasan, dan perhiasan yang terindah adalah wanita yang shalihah.”1

Senin, 27 Agustus 2012

Bunga Cinta Akhwat

hai hai gals..
ane mau berbagi nii sama kalian terutama yang merasa akhwat :)
moga bermanfaat...

Ini adalah kisah nyata. Tentang seorang akhwat yang sedang mengalami gejolak “merah jambu” di hatinya. Ini merupakan hal yang wajar. Setiap manusia, tidak mengenal dia kanak-kanak, remaja, orang tua, atau bahkan mereka yang mempunyai “kekurangan” fisik sekalipun, pasti memiliki rasa cinta dalam hatinya. Namun lain halnya, ketika ia tidak mampu menempatkan rasa cinta itu pada saat yang tepat dan dengan cara yang benar.
Terkisah, seorang akhwat yang sudah terbiasa malang-melintang dalam dunia dakwah kampus atau biasa dikenal dengan sebutan aktivis dakwah. Entah mengapa tiba-tiba hatinya tertambat pada partner dakwahnya di sebuah organisasi. Awalnya tidak pernah muncul rasa itu, kecuali setelah beberapa pertemuan. Hingga akhirnya, benih-benih cinta pun muncul di hatinya. Sungguh, ini adalah hal yang tidak pernah diharapkan oleh akhwat itu sebelumnya. Walaupun begitu, tidak pernah sekalipun dia memanjakan perasaannya itu dengan berbuat yang dapat menyalahi aturan Allah.
Dan waktu pun terus berlalu, hingga akhirnya jarak pun memisahkan mereka. Namun cinta itu terus tumbuh dan bersemi di hati keduanya. Di tempat yang berbeda, keduanya berjalan seperti biasa dengan aktivitas dan kesibukan masing-masing. Namun, perasaan “spesial” yang tersimpan dalam hatinya itu tak pernah pudar. Sehingga suatu hari, karena syaithon mulai mengaduk-aduk hati dan pikiran si akhwat tersebut,Karena ia pun telah mengetahui bagaimana agama telah melarang hal tersebut. Dan semua itu terjadi tidak lain adalah karena hadirnya “cinta” dan “rindu” pada si dia yang dicintainya. Begitu lama si akhwat telah menjaga diri dan hatinya untuk tidak menyalahiNya. Namun akhirnya, ternyata “cinta” itu pun malah melemahkannya.
Kisah seperti ini, bukan tidak mungkin ada di sekitar kita. Bahkan mungkin masih banyak lagi kisah-kisah lainnya yang berkisar pada masalah gejolak “merah jambu” di hati. Bagaimana di sana telah ditunjukkan begitu hebatnya pesona cinta, sehingga mampu menghanyutkan seseorang dalam belaian indahnya.
Sahabat fillah…
Perasaan “cinta” adalah sebagian dari fitrah manusia, dan setiap kita pasti memiliki rasa itu. Oleh sebab itu, bagaimana timbal balik sepatutnya sebagai bentuk kesyukuran atas karunia yang telah Allah subhanahu wa ta’ala berikan itu. Yaitu dengan menjaga dan menempatkannya secara baik dan benar. Mengapa…? Karena Allah subhanahu wa ta’ala telah menghadirkan kita ke dunia ini dengan kecintaan yang luar biasa. Lalu, apa bukti cinta itu? Di antaranya adalah diciptakannya kita dengan bentuk sebaik-baiknya dibanding makhluk lain. Kemudian diciptakannya kita berpasangan, lalu disempurnakannya penciptaan manusia dengan akal, perasaan dan naluri.
Cinta. Deretan huruf yang menyimpan berjuta makna, atau bahkan susah untuk didefinisikan. Banyak orang menyebut cinta itu fitrah, cinta itu kebahagiaan, cinta itu keindahan, dan lain sebagainya. Namun tak sedikit pula dari mereka menyatakan bahwa cinta itu virus, cinta itu tak berlogika, cinta itu racun. Begitulah keunikan cinta yang adakalanya bisa menjadi sumber kekuatan penggerak jiwa dan perilaku, namun adakalanya berbuah duri yang dapat menjerumuskan manusia ke dalam lubang kehinaan, keterpurukan, dan kesedihan yang tidak beralasan. Seperti yang terurai dalam sebait sajak dari film laris di Indonesia bertemakan cinta, Ketika Cinta Bertasbih :
Cinta adalah kekuatan yang mampu
Mengubah duri jadi mawar
Mengubah cuka jadi anggur
Mengubah sedih jadi riang
Mengubah amarah jadi ramah
Mengubah musibah jadi muhibah
Namun demikian, cinta pun bisa menghasilkan perubahan sebaliknya, mengubah mawar jadi duri, mengubah anggur jadi cuka, dan seterusnya. Yaitu, saat cinta telah membutakan akal pikiran manusia. Karena memang, ketika seseorang sedang dilanda cinta, maka bagian yang lebih berperan atau bekerja bukanlah fungsi otaknya, melainkan fungsi sarafnya. Sehingga itulah alasan, mengapa seseorang yang sedang jatuh cinta kerap kali melakukan tindakan-tindakan bodoh atau di luar kendali.
Sahabat fillah…
Dalam kehidupan ini, kita tidak pernah terlepas dari segala bentuk muamalah. Yaitu bagaimana hubungan manusia dengan Allah subhanahu wa ta’ala, hubungan manusia dengan sesamanya dan hubungan manusia dengan alam semesta. Hubungan yang baik pada dasarnya ditandai dengan cinta. Dengan cinta, hubungan manusia dengan Sang Kholik akan menghasilkan ketaqwaan. Dengan cinta pula, hubungan manusia dengan sesamanya akan menumbuhkan kasih sayang. Begitu juga hubungan manusia dengan alam semesta, maka dengan cinta akan menciptakan rasa memiliki. Tanpa “cinta” panggung kehidupan ini akan terasa hampa adanya. Hanya kekacauan, kebiadaban, kerusakan, dan lain sebagainya yang akan meramaikan sandiwara ini.
Namun demikian, cinta itu bersemayam di dalam hati yang bersifat labil, Seperti sabda Rasullullah shalallahu ‘alaihi wasallam :
يَا مُقَلِّبَ اْلقُلُوبِ ثَبِتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ
Hati itu bersifat gampang terbolak-balik bagaikan bulu yang terombang-ambing oleh angin yang berputar-putar. Sebagaimana amal-amal dan perilaku kita yang senantiasa bersumber dari niat dan motivasi di dalam hati. Maka cinta pun bisa mewujud dengan dasar niat yang beraneka rupa. Ada cinta yang tulus, penuh kerelaan. Namun ada pula cinta yang penuh duri dan racun. Ada cinta yang merupakan buah keimanan dan ketaqwaan. Namun ada pula cinta yang berlandaskan nafsu hina.
Bagi seorang muslim dan beriman, cinta terbesar dan cinta hakiki adalah cinta kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Cinta yang selalu kita butuhkan, cinta yang tak pernah pudar dan lekang oleh waktu, dan cinta yang melahirkan kebahagiaan sejati. Kita dapat mewujudkan cinta dalam berbagai kesempatan dan kepada siapa atau apa saja, asalkan semuanya bersumber dari kecintaan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala, dan karena menggapai ridho Allah. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman : Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itumengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya ka menyesal).” ( Al-Baqarah : 165 )
Sebagai penutup, agar cinta tidak menjerumuskan kita ke dalam jurang kehinaan, ada baiknya kita mengambil hikmah dari para sahabat dan ulama berikut ini :
Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setetes embun yang turun dari langit, bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus, tumbuhlah oleh karena embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur, di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji. (Hamka)
Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat. (Hamka)
Cintailah kekasihmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi musuhmu. Dan bencilah musuhmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi kekasihmu. (Ali bin Abi Thalib)
Engkau berbuat durhaka kepada Allah, padahal engkau mengaku cinta kepada-Nya? Sungguh aneh keadaan seperti ini. Andai kecintaanmu itu tulus, tentu engkau akan taat kepada-Nya. Karena sesungguhnya, orang yang mencintai itu tentu selalu taat kepada yang ia cintai. (A’idh Al-Qorni)

“Cinta membangkitkan jiwa dan menata prilaku. Mengungkapkannya adalah suatu kewajaran dan memendamnya menjadi beban.” Lalu, beliau berkata: “Mereka berucap: ‘Kita tidak memungkiri kerusakan cinta jika terbumbui oleh perbuatan tercela kepada sesama makhluk. Yang kita dambakan adalah cinta suci dari seorang laki-laki idaman yang selalu komitmen kepada agama, kehormatan, dan akhlak. Jangan sempat cinta itu menjadi jurang pemisah antara manusia dengan Khaliq-nya dan menyebabkan antara pecinta dengan yang dicintainya jatuh ke dalam perbuatan nista. (Ibnu Qayyim rahimahullâh dalam kitabnya ad-Dâ' wa ad-Dawâ')
Wallahu a’lam bisshohwab